Showing posts with label friend. Show all posts
Showing posts with label friend. Show all posts

Sunday, September 13, 2015

Yes, We Are The Bandar's!!!

Akhirnyaaa... tiga minggu yang awalnya terasa berjalan amat lambat ternyata selesai juga. Dengan selesainya stase Community Medicine, yang sebelumnya didahului oleh stase IKM (Ilmu Kesehatan Masyarakat), artinya kami harus kembali ke kehidupan nyata kami, yaitu di tempat menuntut ilmu favorit kami, RSUD Dr. Soetomo. Kami akan kembali jaga, menangani pasien dan ujian, begitu seterusnya sampai stase terakhir kami. Tapiii, sebelum itu terjadi beberapa jam lagi, izinkan aku menuangkan kenangan, memori, pelajaran yang layak untuk dikenang, sebelum memori ini memudar. Suatu pelajaran berharga tentang kehidupan yang mungkin akan jarang aku temui lagi.


Sooo, let me introduce these amazing people who turn into family  :)
Laki-laki (dari kiri ke kanan): Edrick, Nico, Ayub (Oi), Kun dan Laskar
Perempuan (dari kiri ke kanan): Mbak Ika, Nanda, Grace, aku (Fariztah), Yumnah (Jumi) dan Vembi (Bembi).

Kelompok kami yang berjumlah 11 orang ini, pada awalnya belum kenal baik satu sama lain, kecuali yang memang satu kelompok DM. Dengan latar belakang yang berbeda, sifat dan karakter yang berbeda, pada akhirnya kami merasa sangat bersyukur berada di kelompok ini. Cukup banyak cerita lucu, unik, menyenangkan, menyedihkan, menjengkelkan sampai hampir merasa putus asa selama tiga minggu kami hidup disini, di Kecamatan Bandarkedungmulyo, Kabupaten Jombang. Kecamatan Bandarkedungmulyo merupakan kecamatan paling barat, perbatasan Jombang dengan Nganjuk dan Kediri. Karena di daerah perbatasan, bagi kami peradaban terdekat adalah di Kertosono, Nganjuk. Hanya membutuhkan sekitar 10 menit dari rumah dinas kami. 

Letak Puskesmas kami, yang cukup dekat dengan Sungai Brantas

Sebelum kami berangkat, pasti ada beberapa hal yang terlintas di otak kami, yang kami harapkan akan kami dapatkan disana, antara lain:
  1. Bisa menerapkan prinsip work hard, play harder yang artinya tugas selesai, kami juga bisa jalan-jalan, menjelajahi kota Jombang dan sekitarnya
  2. Mendapat Kepala Puskesmas yang asyik, woles, menerima kedatangan kami dengan hangat dan terbuka dengan kami
  3. Mendapat rumah kontrakan yang cukup nyaman, laki-laki dan perempuan bisa satu rumah untuk memudahkan kami bekerja dan ada tempat untuk memasak, apalagi ada yang pintar memasak di kelompok kami. Meskipun kami tahu kalau kami ditempatkan di rumah dinas dekat puskesmas dan di tepi jalan raya provinsi, kami harap kami masih bisa melobi Kapus kami agar kami diizinkan mencari rumah kontrakan yang lebih nyaman
  4. Tugas kami selesai dan bisa menghasilkan program-program yang diterima dan bermanfaat bagi masyarakat

Dan dari harapan-harapan yang terlintas di otak kami, kenyataan yang kami dapatkan adalah:
  1. Rumah dinas yang ditempati oleh laki-laki, ternyata tidak sepenuhnya bersih dan nyaman. Bahkan semua kecoa dan semut keluar dari sarangnya. Mungkin karena terganggu dengan kedatangan kami. Dan lucunya, ternyata ada dari kami yang belum tahu kalau kecoa bisa terbang, dan mengatakan bahwa itu adalah kecoa mutan. Dan karena berada di tepi jalan raya provinsi, yang dilewati truk, bus dan apapun itu, masalah yang kami hadapi adalah: debu, bisingnya klakson bus dan truk, belum lagi kalau mereka ugal-ugalan, kami hanya bisa berdoa semoga kami tetap diberi keselamatan dan perlindungan dari-Nya sehingga tidak ada bus, truk dan lain-lain yang nyasar ke rumah dinas kami, dan juga getaran-getaran akibat bus dan truk yang lewat (laki-laki yang punya banyak pengalaman tentang ini)
  2. Kos yang ditempati oleh perempuan, tidak jauh dari puskesmas, sekitar 100 meter. Sebenarnya cukup nyaman bila dibandingkan rumah dinas. Tapi ternyata kamar mandinya hanya satu, itu pun digunakan bersama orang lain yang kos disitu bahkan termasuk bapak kos, ibu kos, anak kos. Untuk mencuci, awalnya aku berencana bakal mencuci di dalam kamar mandi tiap mandi pagi. Tapi dengan kenyataan seperti itu, aku mengubah rencana dengan mencuci di depan kamar mandi dan menggunakan pompa tangan (pompa air sederhana jaman dulu). Sayangnya aku belum sempat mendokumentasikan pompanya
  3. Ternyata kapus kami sangat jauh dari apa yang kami ekspektasikan, tidak hanya itu, jujur saja kami sama sekali belum pernah bertemu, berinteraksi dengan orang yang mempunyai karakter seperti itu. Dan itulah yang membuat kami awalnya tidak terlalu bersemangat menjalani CM ini. Bayangkan saja, bagaimana nasib nilai kami di tangannya
  4. Tapi alhamdulillah, meskipun kami tidak diterima dengan baik oleh kapus kami, kami sangat bersyukur ternyata ada yang menyambut dengan senang kedatangan kami, yaitu Bu Yayuk dan drg. Ning. Kalau saja tidak ada beliau-beliau ini, kami mungkin tidak sanggup bertahan hidup disini
  5. Kondisi kritis yang menentukan kehidupan kami selanjutnya adalah ketika lokakarya. Meskipun yang datang mungkin tidak sesuai harapan kami, tapi ternyata kualitas mereka jauh melebihi ekspektasi kami, dan itu yang kami syukuri dan karena mereka, kami sangat bersemangat menjalani hari-hari berikutnya untuk menjalankan terapi komunitas.
  6. Ternyata masalah masih suka mendekati kami. Kami mengalami beberapa hambatan dalam merealisasikan terapi komunitas yang kami rancang dan datangnya sekali lagi, dari kapus kami. Beliau tidak menunjukkan dukungan maupun apresiasi terhadap apa yang kami coba lakukan untuk wilayah kerja puskesmasnya. Merasa jengkel, sebal, bingung, hampir putus asa? Ya, pasti.. Tapi kami bertekad untuk tetap merealisasikannya dalam keterbatasan kami. Kembali lagi ke niat kami, kami hanya ingin kebaikan yang diperoleh dari program tersebut untuk masyarakat. Mungkin promosi ataupun publikasi program kami tidak segencar kelompok lain, tapi kami bangga kami tetap bisa produktif di tengah keterbatasan kami, dimana kami tidak mendapatkan dukungan dari orang yang mempunyai kuasa tentang itu.
  7. Kami menyadari bahwa kelompok kami hebat, masing-masing dari kami mempunyai kelebihan dan peran masing-masing yang membuat program kami berhasil, membuat kami terus maju, menghadapi masalah yang ada bersama-sama, mencurahkan pendapat dan mengambil keputusan terbaik untuk kelompok. Dan sekarang, kelompok ini telah berubah menjadi keluarga :)  

Cukup 7 poin aja yaa kenyataan yang kami dapatkan. Sebenarnya lebih banyak dari itu. Bahkan kalau ditulis pun tidak akan bisa menggambarkan apa saja yang telah kami dapatkan. Dari ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan itu, kami berkesempatan untuk belajar. Belajar hal-hal berharga yang mungkin tidak akan kami dapatkan di tempat lain, kalau tidak disini. 

Inilah maksud dari community medicine:
Go to the people
Live among them
Learn from them
Love them
Start with what they know
Build on with what they have

Mungkin awalnya aku hanya sekedar mengerti ketika membaca kata-kata ini, tapi setelah aku mengalaminya, aku menjadi semakin mengerti apa maksud dari ini.

Dan, tibalah di bagian akhir dari post ini. Dari hal-hal yang kami temui, dapatkan, rasakan, dari suka maupun duka, dari awal bekerja sama hingga setelah CM ini, yang pertama kami rasakan adalah kami sangat bersyukur. Kami bersyukur kami bisa belajar banyak, belajar tentang dinamika kehidupan, belajar menjadi orang yang lebih baik lagi. Mungkin ini yang bisa aku ambil selama 3 minggu hidup bersama mereka, orang yang paling tangguh:
  1. Mungkin bertemu orang dengan karakter yang luar biasa unik itu bukanlah harapan masing-masing dari kami, tapi pasti suatu saat selama kami hidup kami akan bertemu dengan orang seperti itu, hanya saja kami dipertemukan dengan orang itu saat 3 minggu kami di sana, dan beruntungnya kami, kami bisa menghadapinya bersama-sama. Dari beliau, kami belajar untuk tidak asal menilai / men-judge orang yang baru kita temui, menghargai orang lain sebagaimana kami juga ingin dihargai, menyambut tamu yang datang dengan ramah dan hangat, mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain. Kami tidak menilai beliau memiliki karakter yang buruk, tapi kami hanya berpikir positif, mungkin ada sesuatu yang terjadi sebelumnya ataukah ada pengalaman buruk yang membuatnya menjadi seperti itu. Semoga beliau dibukakan pintu hatinya dan bisa memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi
  2. Baik rumah dinas maupun kos yang kami dapatkan juga bukanlah seperti apa yang kami harapkan, apalagi setelah melihat rumah kontrakan kelompok lain. Tapi seperti kata Kun, "Jangan bandingkan kita dengan kelompok lain, rumput tetangga selalu lebih hijau daripada rumput sendiri." Syukurlah airnya jernih meskipun agak beraroma "karat", mungkin karena pipanya yang berkarat. Dengan mendapatkan kesempatan tinggal di sini, membuat kami lebih mudah bersyukur. Ternyata rumah kami sangat nyaman, tidak bising dan tidak berdebu. Kalau mandi tidak perlu antri, kalau mencuci tidak perlu menggunakan pompa, yang sudah amat jarang ditemui di Surabaya. Semua itu meninggalkan kesan tersendiri di hati kami.
  3. Mungkin ada yang tidak menghargai keberadaan kami disana, tidak menghargai program terapi komunitas yang kami ajukan, tetapi kami merasa amat sangat bersyukur sekali dan bahagia luar biasa ketika mengetahui masih ada lo, masih ada orang yang sangat menghargai kami, berterima kasih karena keberadaan kami, yaitu kader-kader Desa Pucangsimo, Bu Yayuk dan drg, Ning serta dari orang yang tidak kami sangka yaitu perwakilan Dinkeskab Jombang, Bu Titik Ulfah dari Kesehatan Keluarga (KESGA). Dan juga, kami mendapat dukungan dari pembimbing kami dan dosen-dosen yang melakukan supervisi ke rumah dinas kami.







Terima kasih banyak teman-teman seperjuangan, The Bandar's/Rangers of Bandar, keluarga baruku. Akhirnya kita berhasil melalui semuanya yang alhamdulillah berakhir dengan indah dan manis. Semangat berjuang di stase masing-masing, semoga sukses. Sampai ketemu di stase terakhir kita, stase obstetri-ginekologi :)

Friday, August 14, 2015

We Are Gonna Miss This Moment, Someday...

Kalau agak senggang setelah ujian seperti ini, pikiran langsung melayang kemana-mana. Terbayang pertama kali masuk ke dalam hutan rimba ini, bertemu dengan kawan- kawan yang hebat dengan bakat spesial masing-masing. Dan dari sekian banyak teman, ada beberapa yang menjadi teman dekat untuk berbagi. Mulai dari berbagi kebahagiaan seperti saling menraktir saat ulang tahun, sampai kesedihan seperti keadaan setelah ujian atau saat galau (galau karena apapun). Sebenarnya aku agak heran mengapa bisa dekat dengan mereka (Ainun, Lilik, Vembi, Yenni). Mereka saling dekat karena mereka satu kelompok ospek, sedangkan aku di kelompok yang berbeda. Mungkin saja karena aku sekelas dengan Ainun saat SMA. Dan tiba-tiba saja aku sangat merindukan mereka saat ini. Meskipun kami masih menjalani pendidikan profesi dokter muda, kami jarang bertemu karena beda stase, kecuali aku dan Vembi yang masih satu stase di stase besar atau Ainun dan Lilik yang juga masih satu stase bila stase besar.







Mungkin kami bisa menjadi dekat karena kami punya kesamaan, sama-sama nggak bisa serius, apa aja dibawa bercanda trus ketawa bareng sampai perut terasa sakit. Meskipun kami sedang menempuh pendidikan dokter, kami jauh dari kesan serius kalau lagi ngumpul. Mungkin karena kami pikir, sekolah disini sudah cukup membuat stres jadi sebisa mungkin tertawa selagi bisa. Kami juga sama-sama suka jalan-jalan, meskipun nggak bisa jauh-jauh karena terkendala izin orang tua. Kami juga suka main Columbus yang ada di TP (entah sudah berapa kali). Selain kesamaan, kami pun punya banyak perbedaan. Setiap orang memiliki keistimewaan dan karakter yang berbeda. Ada Ainun dan Lilik yang woles dan cuek, tapi Ainun yang paling bingung kalau ada konflik di antara kami. Ada juga Yenni yang lucu, rame dan sekarang jadi anak gaul banget. Ada Vembi yang masih alay, masih suka galau padahal udah dilamar. Dan aku yang..... (aku tidak bisa menilai diriku sendiri, haha..)
Menjadi dekat bukan berarti tanpa konflik. Semakin dekat justru semakin mudah konflik terjadi. Tetapi bersamaan dengan itulah kami belajar dewasa, kami belajar menjadi bijaksana. Kami belajar menerima sifat dan kekurangan masing-masing. Kami belajar saling menghargai dan mengendalikan ego. Kami belajar untuk saling mendukung dan menghibur sebisa mungkin bila salah satu dari kami sedang ada masalah, meskipun saling mem-bully pun tidak terelakkan juga masih terjadi.
Alhamdulillah kami semua diberi kemudahan dan kelancaran sehingga bisa bersama-sama berada pada tahap ini. Tanpa terasa 3,5 tahun preklinik kami lalui dan 1,5 tahun lebih dokter muda (saat ini sudah hampir separuh dari DM tahun kedua), yang artinya tidak lama lagi kami akan kembali pada kehidupan masing-masing, saatnya mewujudkan cita-cita dan mungkin kami akan lebih jarang bertemu. Sehingga di waktu yang tersisa ini aku hanya ingin memanfaatkan sebaik mungkin dan mensyukurinya, because we are gonna miss this moment, someday...






Tuesday, July 24, 2012

Surabaya City Tour: Visit Museums by Bemo Surabaya Heritage

Hari Kamis, 19 Juli 2012, aku dan teman-teman merencanakan lagi untuk berkeliling kota tercinta dengan bis Surabaya Heritage Track (SHT), setelah dulunya pernah gagal gara-gara Lilik ketiduran -,-". Kami sepakat kumpul di kampus pukul 07.30. Kali ini Vembi nggak ikut, dia masih di Ngawi, kota tercintanya. Tapi seperti yang aku duga, aku datang pertama, padahal jam tanganku sudah menunjukkan pukul 08.00, ckckck.. Aku menunggu di gazteng sendirian, untung ada Ili yang bersedia menemaniku. Beberapa saat kemudian, Ainun datang. Wow, dia udah ngeprint petunjuk jalan ke House of Sampoerna yang dia cari di Google Maps. Lilik akhirnya datang juga. Dia langsung menuju telepon umum koin yang ada di gazteng. Dia menelepon House of Sampoerna untuk memesan kursi bis Surabaya Heritage Track yang jadwalnya akan berangkat pada pukul 09.00. Kami beruntung masih bisa memesan, tapi tunggu, masalahnya adalah Yenni belum datang. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 08.30. Kami langsung menelepon Yenni. Oh tidak, ternyata Yenni lupa -___-. Kami pun segera menyuruh Yenni segera ke kampus. Tapi sayangnya rumah Yenni itu di Sidoarjo. Rencana kami pun gagal lagi, hahaha.. Tahu nggak, berulangkali aku merencanakan untuk berkeliling kota dengan menggunakan bis tersebut sejak SMA, tapi selalu gagal.. Akhirnya kami pun memutuskan untuk membuat rencana alternatif, berkunjung ke Tugu Pahlawan (Heroes Monument) sekalian ke Museum 10 November (Tenth of November Museum). Kami segera menuju tempat parkir motor. Tapi entah kenapa aku lebih memilih untuk naik bemo daripada naik motor. Aku pikir jalan kesana pasti macet dan banyak truk atau bis yang melewati jalan itu. Agak bonek juga, karena kami nggak tau bemo kesana. Tapi kan bisa tanya, hehe.. Lagipula cuaca hari itu lagi mendung. Jadi nggak kepanasan kan :)
Kami mencoba tanya pak sopir bemo O yang lewat di depan kampus kami, kampus A Unair. Ternyata lewat Tugu Pahlawan ^^ karena kami naik bemo, kami menamakan perjalanan kali ini dengan menggunakan Bemo Surabaya Heritage (menghibur diri sendiri karena gagal menggunakan SHT, haha..). Tapi setelah sampai, agak susah menyeberang jalan, macet banget.. Setelah itu, agenda selanjutnyaa, foto-foto sebelum masuk museum ^^
 
Walaupun nggak ada tripod, tas kami pun bisa berfungsi sebagai tripod. Sayang kan, kalau semua nggak ikutan foto. Tapi awalnya yang punya kamera, Yenni, lupa gimana caranya ngatur self-timer --"
Tapi alhamdulillah bisa :)
Kalau ini iseng-iseng foto lompat, mumpung ada lapangan rumput ^^ (Dari kiri: aku, Lilik, Ainun)

Wah, posenya Yenni mirip sama mid air pose Gary di salah satu episode Running Man. Rambutnya juga wow :D (Dari kiri: aku, Yenni, Lilik)
Lama-lama aku dan Lilik capek lompat terus --"

 
Jalan masuk ke museum.
Alhamdulillah, ternyata gratis kalau nunjukin KTM, padahal udah siap-siap uang buat karcis masuk. Lumayan :)

Di dalam Museum 10 November lantai dasar. Kalau di lantai atas ada dioramanya, tapi nggak boleh difoto.
Ini foto di bawah Tugu Pahlawan. Walaupun mendung, tapi tetep aja mata kami cenderung menutup karena silau, hehe.. 
Setelah puas berkunjung ke Museum 10 November dan Monumen Tugu Pahlawan, kami sholat Dhuhur dulu di mushola karena waktu sudah menunjukkan pukul 13.00. Lalu, destinasi berikutnya adalah Bebek Goreng Cak Yudi di dekat SMP Negeri 2 Surabaya. Jalan kaki juga menguras tenaga, bro. Perut kami sudah meronta-ronta minta diisi. Wisata kuliner ini karena dekat dari Tugu Pahlawan, kami tempuh dengan jalan kaki. Sebelumnya aku dan Lilik membicarakan bebek goreng yang enak dekat Tugu Pahlawan, tapi ternyata yang aku maksud dan yang dia maksud berbeda. Tapi nggak masalah, karena kami udah laper banget.
Setelah selesai makan, kami membicarakan destinasi selanjutnya. Yenni punya usul ke Tunjungan Plaza (TP) aja nonton bioskop. Tapi motor kami ada di kampus, dan bakalan di kunci pintu parkirnya pukul 17.00. Kami nggak bisa pulang dong. Lalu, kami berpikir untuk ke kampus dulu, lalu naik motor ke TP. Tapi setelah dipikir lagi, mumpung udah dekat, kenapa nggak ke Museum Kesehatan aja. Nggak setiap waktu kami sempat kesana. Museum Kesehatan berada di Jl. Indrapura. Posisi kami juga di Jl. Indrapura. Tapi kalau jalan kaki sepertinya masih jauh. Kami pun memutuskan naik bemo yang lewat di depan kami. Sebelumnya pasti tanya ke pak sopirnya lewat Museum Kesehatan nggak.. 

Di depan Museum Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH. Tiket masuknya Rp 1.500,00 per orang. Wow, parkir motor aja ada yang sampai Rp 2.000,00
Di dalam Museum Kesehatan, kami nggak foto-foto karena terlalu sepi. Di ruangan itu hanya ada kami berempat, ckckck.. Kami juga asyik melihat-lihat benda-benda yang dipamerkan. Tapi, karena saking sepinya, sampai ada kejadian lucu. Di salah satu pintu yang ada di ruangan itu, tertempel tulisan "Dunia Lain". Kami sebenarnya penasaran, tapi karena nggak ada orang lagi selain kami, kami memutuskan untuk melihat-lihat yang lain terlebih dahulu, setelah itu balik ke pintu itu, kalau ada apa-apa kami bisa langsung menuju ke pintu keluar. Setelah sampai di pintu keluar, kami memutuskan untuk balik ke pintu tadi. Kami pikir mungkin itu ruangan tempat benda-benda kesehatan budaya, seperti santet atau pengobatan alternatif lainnya yang pernah kami lihat di televisi. Kami pun berbaris seperti detektif (lebih tepatnya ada rasa takut menyelimuti, hehe..). Ternyata terkunci. Kami pun menuju ke pintu keluar. Jalan menuju pintu keluar ada yang menyempit. Hanya bisa dilewati oleh satu orang. Aku berjalan paling depan, lalu Yenni dan paling belakang Ainun dan Lilik. Ainun dan Lilik berebut karena nggak ada yang mau paling belakang. Mungkin karena suasana seram di museum, hehe.. Akibatnya terjadilah suatu peristiwa antar Ainun dan Yenni. Tapi, maaf karena berdasarkan permintaan korban dan pelaku, peristiwa tersebut tidak bisa aku ceritakan disini, walaupun aku sangat ingin membagikannya ^_^ V
Kami pun keluar sambil tertawa terbahak-bahak. Ada petugas yang menunggu kami dan bertanya ada apa mbak. Spontan kami hanya tersenyum. Kemudian, beliau menunjukkan ruangan lain yang bisa kami kunjungi. Ternyata hal-hal tentang santet atau pengobatan alternatif ada di ruangan yang bertuliskan Kesehatan Budaya. Kami masih penasaran dengan tulisan "Dunia Lain" yang kami temukan tadi. Kami pun bertanya pada beliau mengapa pintu itu terkunci. Lalu beliau menjawab, "Oh, itu toilet mbak. Waktu kapan itu pernah dibuat syuting Bukan Dunia Lain yang di Trans 7 itu lo mbak..". Kami pun hanya berekspresi -_____-. Kami bertanya lagi mengapa masih ditempel. Beliau menjawab, "Yaa, biar tau aja mbak kalo Dunia Lain pernah syuting disitu." Hahaha.. Semoga di ruangan tadi nggak ada CCTV yang merekam kelakuan kami..

Setelah keluar dari ruangan Kesehatan Budaya, ada wayang yang ditampilkan. Iseng-iseng aku dan Ainun meniru wayang tersebut. Aku meniru Bima. Udah mirip belum? Hoho.. Kalo Ainun apa yaa?
Wah, ada Punakawan lewat. Kami meniru masing-masing tokoh yaitu Semar, Gareng, Petruk dan Bagong. Oke, aku sadar diri jadi Semar. Hahaha.. Ainun jadi Gareng, Yenni jadi Petruk, Lilik jadi Bagong. 
Akhirnya tiba waktu kami untuk pulang. Tapi ada satu masalah. Masalah kami adalah, kami nggak tahu bemo apa yang bisa membawa kami kembali ke kampus. Kami bertanya pada orang yang kami temui di jalan. Ada dua pilihan. Pertama, jalan kaki ke Tugu Pahlawan lalu naik bemo dari sana. Kedua, kami naik bemo ke JMP dulu baru naik bemo lagi yang menuju ke kampus A. Otomatis kami memilih opsi kedua karena kaki kami udah keriting jalan kaki terus. Hehe.. Kami naik bemo apa aja yang lewat di depan Museum Kesehatan yang menuju JMP. Tapi karena macet, kami diturunkan di tengah jalan, sopirnya putar balik --" Untung udah dekat JMP. Wah, ternyata ada bemo O. Kami tanya pak sopir apa bemo ini lewat depan kampus A, ternyata iya. Alhamdulillah.. Akhirnya kami sampai dengan selamat kembali ke kampus bermodal nekat kami yang nggak tau apa-apa tentang bemo jurusan Surabaya Pusat dan Utara. Karena rumahku di Rungkut, daerah Surabaya Timur agak selatan, aku cuma tau bemo yang lewat di daerahku aja.
Coba kita hitung berapa biaya yang kami keluarkan seharian itu.
Bemo O Kampus A-Tugu Pahlawan: Rp 3.000,00
Tiket masuk Museum 10 November: Gratis ^^
Bebek Goreng Cak Yudi + es teh: Rp 15.500,00
Bemo (lupa namanya) depan Kantor Pos Besar-Museum Kesehatan: Rp 2.000,00
Tiket masuk Museum Kesehatan: Rp 1.500,00
Bemo (lupa namanya juga) Museum Kesehatan-JMP: Rp 2.500,00
Bemo O JMP-Kampus A: Rp 3.000,00
Total yang kami habiskan seharian itu adalah Rp 27.500,00
Alhamdulillah, cukup murah juga.. Walaupun cuma di Surabaya aja, walaupun rencana utama gagal lagi, tapi pengalaman bersama teman-temanku tetep aja asik :)   

Sunday, July 01, 2012

Virus, Ujian, dan Ramadhan :D

Beberapa bulan yang lalu, sampe sekarang juga sih, parotitis/mumps atau kita biasa sebut gondong mewabah di angkatanku. Hehehe.. Pernah mencapai angka belasan anak yang kena, ckckck..Untungnya wabah itu nggak sampai ke kelasku. Jadi kasihan tapi juga senyum-senyum sendiri, karena di semester ini aku juga belajar tentang virus, salah satunya virus penyebab mumps. Mumps disebabkan oleh Paramyxovirus. Virus itu termasuk virus RNA dan punya envelope. Transmisinya lewat droplet infeksi, makanya menyebar dengan sangat cepat.. Serasa langsung ada aplikasinya di kehidupan sehari-hari, hehe.. Aku sendiri juga udah pernah kena waktu SD dulu. Tapi kata ibuku gejala klinisnya beda sama teman-temanku yang kena sebelumnya. Kebanyakan panasnya nggak seberapa, terus bengkak di kelenjar ludah (parotitis). Nah, kalau aku jadi ada periode panas banget tiba-tiba suhu tubuh turun drastis, terus berkeringat.. Bingung, nggak tau sakit apa. Udah minum obat, antibiotik kok nggak sembuh. Eh, setelah seminggu demam dengan periode seperti itu ternyata parotitis. Hehe..
Hmm.. Jadi ingat juga setahun yang lalu, bulan Mei kalau nggak salah. Udah waktunya dekat ujian, aku kena varicella (cacar air) -____- Tau nggak, yang paling aku khawatirkan apa waktu aku tau kalau kena varicella? Jelas, bekas cacar airnya, hehe.. Masa umur segini baru kena. Tapi alhamdulillah nggak ada bekasnya. Hoho.. Kalau varicella juga disebabkan oleh virus Varicella-Zooster Virus. Termasuk famili Herpesviridae, subfamili Alphaherpesviridae. Kalau ini virus DNA, punya envelope juga. Tapi yang masih membuatku bertanya-tanya adalah aku ketularan siapa? Balita yang kena varicella waktu aku jadi asisten medis di PHI atau nenekku yang waktu itu juga kena herpes zoster? Hmm.. Karena Herpes Zoster juga bisa terjadi reaktivasi akibat infeksi laten varicella.
Alhamdulillah UAS udah selesai, tinggal jadwal ujian perbaikan. Eh, tapi ada ujian ulang praktikum parasit karena ada masalah -___- Padahal senin malam aku udah ada janji >,< Alhamdulillah Ya Allah, kenapa Engkau masih baik pada hambaMu ini? Baru sempat belajar UAS semalam sebelumnya. Ibu cuma geleng-geleng kepala, belajar kok semalam? Walaupun udah nyicil, tapi yg belum dicicil banyaak.. Nggak boleh diulang lagi Fariztah. Maafkan aku, terima kasih Engkau telah mendengarkan doaku, apalagi doa ibuku T.T Benar-benar merasa bersalah, begitu banyak dosa yang telah aku lakukan tetapi nikmatMu, rahmatMu terus mendatangiku. Terima kasih atas kesempatan yang Kau beri agar aku bisa memperbaiki diriku sebelum memasuki bulanMu yang suci.
Oya, siap-siap buat baksos angkatan, acara forisma, acara swayanaka.. Bismillah, semoga bisa terlaksana dengan baik. Semoga acara baksos nanti bisa berjalan lancar dan memberi banyak manfaat bagi warga desa disana. Semoga di bulan Ramadhan tahun ini aku bisa mencapai target lebih baik daripada tahun lalu. Dan semoga setelah sebulan itu aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik :)