Sunday, January 12, 2014

My Super Mom and Dad

My Super Mom and Dad.. Gaya banget nulisnya, padahal manggilnya juga Ibu dan Bapak. Hehe.. Ini ketiga kalinya aku bicara tentang Ibu dan baru sekali bicara tentang Bapak. Huhu.. Nggak adil ya? Makanya aku nulis sekarang. Mungkin orang tuaku tidak bekerja di suatu instansi perusahaan, atau menjadi PNS ataupun dalam BPJS termasuk kategori pekerja penerima upah. Meskipun begitu alhamdulillah sampai saat ini keluarga kami hidup berkecukupan dan masih bisa membantu orang lain yang membutuhkan.

Bicara tentang Bapak. Bapak itu orang yang keras, tegas, blak-blakan (beda banget sama aku), tapi baik, pengetahuannya amat luas, gampang tersentuh hatinya bila melihat orang kesusahan dan hobi "ngudang" (baca: menghibur anak kecil). Pastinya juga sangat khawatir dan sangat menjaga anak perempuan satu-satunya. Hehe.. Tapi lucunya, kalau Bapak khawatir tentang aku, selalu bicara ke ibu dulu. Jarang langsung bicara ke aku. Aku pun dulu saat meminta izin untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya membuat Bapak keberatan, aku juga izin ke ibu dulu. Jadi, like father like daughter. Setelah itu pun ternyata Bapak hanya menyiratkan keberatan, tetapi tidak melarangku. Dan akhirnya pun keputusanku itu tidak membuatku bahagia. Sempat menyesal mengapa aku mengambil keputusan itu yang jelas-jelas tidak benar dan merugikanku selama dua tahun ini. Bapakku juga senang mendalami ilmu tentang pengobatan alternatif. Banyak banget yang dipelajari. Mulai dari refleksi, akupuntur, akupressur, normalisasi, sampe yang terakhir ini homeopathy. Nah, untuk homeopathy ini, masih banyak yang belum mengenalnya. Meski di negara-negara Barat maupun negara tetangga kita, Malaysia, ilmu pengobatan ini cukup populer. Pelopornya adalah seorang dokter di Jerman beberapa ratus tahun yang lalu, tetapi prinsipnya berbeda dengan ilmu yang sedang aku pelajari sekarang. Mungkin setelah ini aku bisa membandingkannya. Bapakku benar-benar anti-mainstream. Tetapi anti-mainstream yang nggak asal-asalan. Hehe.. Jadi, meski aku menyadari pengetahuanku juga masih amat sangat sedikit, tetapi apa yang aku tahu dari keluargaku ini, yang jarang diketahui orang lain di sekitarku. Akhirnya aku menyadari, nggak semua yang mainstream itu bagus atau benar. Yang terpenting kita punya prinsip yang harus kita pegang kapanpun dan dimanapun. Apalagi kalau bukan agama. Dan aku banyak mendapatkan bantuan dari Bapak tentang itu. 

Kalau tentang ibu.. Wah, sama seperti dua postingan sebelumnya. Bener-bener Super Mom. Ibu yang membesarkanku dengan penuh kesabaran dan kelembutan. Meski sebenarnya pekerjaannya sekarang tidak sesuai dengan kuliah yang diambilnya dulu, jurusan teknik kimia ITS, lebih memilih menjadi ibu rumah tangga yang baik tapi juga guru privat SMP dan SMA yang cukup populer (cukup populer disini karena tiap hari hampir ada jadwal les T.T. Jadi nggak bisa aku ajak jalan-jalan kalau mendadak). Lucunya, ibuku ahli di bidang matematika, fisika dan kimia. Sedangkan ibuku nggak terlalu paham biologi. Padahal apa yang aku pelajari sekarang banyak ke biologinya. Mungkin itu maksudnya, supaya bisa saling melengkapi. Ibuku juga selalu ada disisiku apapun kondisiku. Selalu mengetahui kesedihanku, meski aku berusaha keras menyembunyikannya. Selalu mengingatkanku untuk menjaga iman, membaca sholawat. Menanyakan aku pulang jam berapa, ada apa kok belum pulang. Selalu mendoakanku. 

Aku bersyukur Allah menitipkanku kepada kedua orang super ini. Kedua orang yang membuatku bisa seperti sekarang. Banyak bekal menghadapi kehidupan yang telah mereka berikan padaku. Keimanan, pelajaran hidup, akhlak, kasih sayang dan masih banyak lagi. Mereka juga mengajarkanku cinta yang hakiki. Cinta kepada Allah, Rasulullah Muhammad SAW dan keluarganya yang suci.

Jadi ingat beberapa waktu yang lalu aku membaca status facebook yang ditulis Tante Euis Daryati:
Keutamaan Anak Perempuan:
Rasulullah, "Tidak menyukai anak perempuan kecuali orang mukmin."
Imam Jakfar, "Anak laki-laki adalah kenikmatan dan anak perempuan adalah kebaikan. Sementara Alloh akan bertanya tentang kenikmatan dan menetapkan kebaikan."
Rasulullah, "Barangsiapa yg membesarkan tiga anak perempuan hingga menikah, mereka akan menjadi pelindung baginya dari neraka."

Semoga dengan takdirku dititipkan kepada mereka, aku memang menjadi kebaikan bagi mereka. Dan aku harap meskipun aku anak perempuan satu-satunya, aku juga benar-benar bisa menjadi pelindung mereka dari neraka.Walaupun aku juga tidak tahu sampai berapa lama lagi aku hidup di dunia ini, aku harap aku masih punya kesempatan untuk membuat mereka bahagia dan tidak mengecewakan mereka lagi. Amin..