Friday, August 14, 2015

We Are Gonna Miss This Moment, Someday...

Kalau agak senggang setelah ujian seperti ini, pikiran langsung melayang kemana-mana. Terbayang pertama kali masuk ke dalam hutan rimba ini, bertemu dengan kawan- kawan yang hebat dengan bakat spesial masing-masing. Dan dari sekian banyak teman, ada beberapa yang menjadi teman dekat untuk berbagi. Mulai dari berbagi kebahagiaan seperti saling menraktir saat ulang tahun, sampai kesedihan seperti keadaan setelah ujian atau saat galau (galau karena apapun). Sebenarnya aku agak heran mengapa bisa dekat dengan mereka (Ainun, Lilik, Vembi, Yenni). Mereka saling dekat karena mereka satu kelompok ospek, sedangkan aku di kelompok yang berbeda. Mungkin saja karena aku sekelas dengan Ainun saat SMA. Dan tiba-tiba saja aku sangat merindukan mereka saat ini. Meskipun kami masih menjalani pendidikan profesi dokter muda, kami jarang bertemu karena beda stase, kecuali aku dan Vembi yang masih satu stase di stase besar atau Ainun dan Lilik yang juga masih satu stase bila stase besar.







Mungkin kami bisa menjadi dekat karena kami punya kesamaan, sama-sama nggak bisa serius, apa aja dibawa bercanda trus ketawa bareng sampai perut terasa sakit. Meskipun kami sedang menempuh pendidikan dokter, kami jauh dari kesan serius kalau lagi ngumpul. Mungkin karena kami pikir, sekolah disini sudah cukup membuat stres jadi sebisa mungkin tertawa selagi bisa. Kami juga sama-sama suka jalan-jalan, meskipun nggak bisa jauh-jauh karena terkendala izin orang tua. Kami juga suka main Columbus yang ada di TP (entah sudah berapa kali). Selain kesamaan, kami pun punya banyak perbedaan. Setiap orang memiliki keistimewaan dan karakter yang berbeda. Ada Ainun dan Lilik yang woles dan cuek, tapi Ainun yang paling bingung kalau ada konflik di antara kami. Ada juga Yenni yang lucu, rame dan sekarang jadi anak gaul banget. Ada Vembi yang masih alay, masih suka galau padahal udah dilamar. Dan aku yang..... (aku tidak bisa menilai diriku sendiri, haha..)
Menjadi dekat bukan berarti tanpa konflik. Semakin dekat justru semakin mudah konflik terjadi. Tetapi bersamaan dengan itulah kami belajar dewasa, kami belajar menjadi bijaksana. Kami belajar menerima sifat dan kekurangan masing-masing. Kami belajar saling menghargai dan mengendalikan ego. Kami belajar untuk saling mendukung dan menghibur sebisa mungkin bila salah satu dari kami sedang ada masalah, meskipun saling mem-bully pun tidak terelakkan juga masih terjadi.
Alhamdulillah kami semua diberi kemudahan dan kelancaran sehingga bisa bersama-sama berada pada tahap ini. Tanpa terasa 3,5 tahun preklinik kami lalui dan 1,5 tahun lebih dokter muda (saat ini sudah hampir separuh dari DM tahun kedua), yang artinya tidak lama lagi kami akan kembali pada kehidupan masing-masing, saatnya mewujudkan cita-cita dan mungkin kami akan lebih jarang bertemu. Sehingga di waktu yang tersisa ini aku hanya ingin memanfaatkan sebaik mungkin dan mensyukurinya, because we are gonna miss this moment, someday...