Monday, July 30, 2012

Suatu Sore di MI Bahagia

Awalnya aku tidak menyangka kalau di kota besar seperti Surabaya ini, masih ada sekolah yang jauh dari kata layak. Tapi aku melihat sendiri hari Sabtu kemarin, 28 Juli 2012. Ada Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang setara SD di daerah Gunung Sari, namanya MI Bahagia. Seharusnya SD kan ada 6 kelas setidaknya, untuk kelas 1 sampai kelas 6. Di sini hanya ada satu ruangan yang diberi sekat sehingga bisa menjadi tiga ruangan. Tapi aku lihat dari tiga ruangan itu hanya dua ruangan yang berfungsi menjadi kelas, sedangkan ruang satunya untuk menyimpan buku-buku dan barang-barang lainnya. Ada satu ruang lagi di depan yang berfungsi sebagai kantor. Tidak ada lapangan di sekolah ini. Di depan sekolah ini langsung berhadapan dengan jalan raya. Aku jadi bertanya-tanya, ada pelajaran olahraga nggak ya di sekolah ini. Murid yang bersekolah di sini total ada 28 anak. Mereka berasal dari kalangan kurang mampu. Tentang gurunya, hanya ada tiga guru. Dan hebatnya, subhanallah, mereka tidak dibayar, mereka memang sukarela mengajar di sekolah ini. Salah satu guru tersebut adalah pemilik yayasan ini.
Alhamdulillah sekolah ini sudah mendapat bantuan dari Konjen AS. Bangunannya sudah lebih layak daripada awalnya. Baru dicat juga. Hari itu juga sekolah ini mendapat bantuan dua kipas angin. Sewaktu saya dan teman-teman swayanaka datang, ada orang dari Konjen AS yang sedang mengajar Bahasa Inggris. Sedangkan kami dari swayanaka memberi bantuan alat tulis untuk anak-anak yang imut itu. Bu Iis bertanya kepada kami yang datang waktu itu siapa yang bisa meng-handle untuk buber di MI Bahagia ini, karena swayanaka juga ada buber di daerah Dupak. Kemungkinan Bu Iis menghadiri buber yang di Dupak, tapi tetap kesini untuk mengantar makanan. Aku pun berkata insya Allah bisa, tentu saja dengan Ainun, hehehe.. Dan, ternyata cuma kami berdua yang bisa T.T Wah wah, walaupun beliau cuma bilang kami hanya ngasih makanan aja, tapi kami mau melakukan sesuatu yang lebih bagi anak-anak itu.
Hari Minggu, 29 Juli 2012, aku dan Ainun janjian bertemu di Taman Bungkul lagi setelah itu berangkat bareng ke MI Bahagia. Alhamdulillah kami masih ingat jalan menuju kesana. Kami masih agak kikuk kalau harus berbicara di depan anak-anak. Dengan sedikit bonek, kami mulai percaya diri menghibur anak-anak itu. Tentu awalnya dengan bantuan Ibu Guru ^^. Untung Ainun sudah menyiapkan hadiah kecil-kecilan. Ibu Guru mencairkan suasana dengan bertanya pada anak-anak, hayoo siapa yang hafal surat Al-Fatihah? Yang bisa maju. Walaupun awalnya malu-malu, ada juga yang maju. Anaknya imuuut ^^ Jadi ingat jaman SD dulu.  

 
Setelah itu, kami mulai bermain. Yang kalah dapat hukuman menyanyi plus menari. Tapi karena agak geje belum sampai satu putaran kami langsung mengalihkan ke kuis. Hehehe.. Maklum, kami masih pemula. Kuisnya berupa pertanyaan berkisar tentang malaikat, hafalan doa-doa, surat-surat pendek. Siapa yang tahu, angkat tangan dan berani maju, bakal dapat hadiah yang sudah disiapkan Ainun. Ada anak laki-laki yang duduk di belakang yang pertama kali menjawab pertanyaan. Wah, hebat.. Pertanyaan selanjutnya nggak ada yang bisa, atau lebih tepatnya masih malu-malu ya. Tapi anak laki-laki yang tadi mengacungkan tangan lagi. Kami bilang, sebentar ya, beri kesempatan yang lain. Dia mengangguk tanda mengerti. Tahu nggak apa yang dia lakukan? Dia memberi tahu jawaban pada teman di dekatnya. Ya ampun, baik banget anak ini. Terus ada anak perempuan, cantik banget, imut, tapi dia pemalu. Waktu disuruh maju, dia nunduk terus, sampai sama Ibu Guru diberitahu, tegak ya badannya, jangan nunduk. Jadi mengingat masa lalu, aku dulu gimana ya, termasuk yang pemalu atau yang sukanya maju terus. Hehe..
Ibu Guru juga memberi kami saran, bagaimana kalau kami bercerita tentang masa sekolah kami, apa yang kami lakukan agar bisa kuliah di kedokteran. Kata beliau, cerita ini untuk memotivasi mereka agar tidak takut bercita-cita tinggi dan tidak malas belajar. Wah, ini merupakan hal yang susah. Entah anak-anak itu mengerti cerita kami atau tidak, semoga mereka bisa menangkap pesan yang kami maksud. Kemudian, karena kami mahasiswa kedokteran, memberi contoh bagaimana cara hidup sehat. Sebenarnya kami mau mengajari cara mencuci tangan yang benar, tapi kami lupa lagunya.. Kalau anak-anak cepat diajari dengan lagu kan. Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore, waktunya melaksanakan tugas, membagi makanan untuk buber. Walaupun rasanya masih mau bermain dengan anak-anak itu, tapi mau bagaimana lagi. Sebelum mengakhiri pertemuan kami, anak-anak itu bernyanyi. Sewaktu itulah aku baru dapat ide, mengapa nggak mengajak mereka bermain sambil menyeimbangkan fungsi otak kanan dan kiri? Istilahnya senam otak atau brain gym. Mereka kan juga butuh koordinasi alat gerak mereka dan aku yakin mereka pasti bosan kalau hanya diam dan duduk di bangku. Aduh Fariztah, telat banget dapat idenya. Bisa nggak ya lain kali aku dan Ainun kesana lagi?
Bertemu mereka mengingatkanku akan tugas kita sebagai manusia untuk saling menolong dan lebih bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan. Sempat terpikir apa lagi yang bisa aku lakukan untuk orang lain, selain hanya menyisihkan sebagian uang. Tapi kalau aku lihat di sekitarku semua sudah berkecukupan. Kalau mau menolong, aku harus kemana, apa yang bisa aku lakukan. Ternyata sebenarnya masih banyak yang butuh bantuan kita. Walaupun agak telat aku ikut swayanaka ini, aku merasa bersyukur mendapat kesempatan ini. Mengajar dan menghibur anak kecil yang kurang beruntung itu benar-benar membuatku merasa berarti bagi sesama. Semoga kehadiran kami memang benar-benar membawa kebahagiaan di MI Bahagia ini..   
 
 

Wednesday, July 25, 2012

Ibu, You're My Everything..

Sudah dua kali ini, setiap setelah tahajud entah kenapa otomatis aku meneteskan air mata karena teringat omongan ibu saat menghiburku beberapa hari lalu. Sejak saat itu aku berpikir bagaimana jadinya aku kalau tidak ada ibu di sampingku. Beberapa hari yang lalu karena ada sesuatu hal aku merasa sangat sedih dan sakit. Tapi, bagaimana pun aku menyembunyikan rasa sedihku, ibuku pasti tahu. Ibu juga tahu cara agar mau tidak mau aku cerita padanya. Setelah mendengar ceritaku, ibu memelukku dan berkata, "Udah, nggak papa.. Yaa mungkin orang itu masih ada keperluan, atau ada sesuatu, kita ini nggak bisa ngatur orang lain agar sesuai dengan kemauan kita. Kita yang harus pandai-pandai bersikap." Ibu selalu mengajakku untuk berpikir positif terhadap suatu masalah. Lalu ibu berkata lagi, "Tahu nggak, walaupun adek anak bungsu, tapi adek udah dewasa sebelum waktunya. Masih inget nggak, waktu umur 3 tahun, adek ngomong ke ibu, yaa masih pelat (cadel) gitu, ngomong gini, 'Bu, aku nanti kalo udah sekolah aku nggak kayak mas, aku belajar yang rajin bu'. Masih inget nggak?" Yaa maklum karena memoriku itu memori jangka pendek, aku terkejut, apa aku pernah ngomong itu dan berkata,"Oh ya bu?". Ibu jawab,"Iya.. Adek itu anugerah buat ibu bapak. Terima kasih adek udah jadi anak yang baik. Bahkan, apa yang pernah adek dapet itu merupakan bonus bagi ibu." Spontan aku menangis lebih keras, bukan karena masalah sebelumnya tapi omongan ibu. Ibu memelukku lagi dan berkata, "Mungkin masalah ini cara adek belajar dewasa, belajar mengurangi kekurangan kita, memang nggak bisa seratus persen hilang, tapi setidaknya semakin dewasa sifat itu semakin berkurang. Adek udah mulai berkurang sifat ngambeknya, udah nggak egois lagi. Dan yang penting lagi serahkan semua pada Allah, Yang Maha Mengetahui. Ibu selalu berdoa yang terbaik buat adek. Terima kasih ya dek, udah cerita ke ibu. Walaupun ibu nggak bisa berbuat apa-apa, ibu cuma bisa mendoakan adek." Aku lihat diam-diam ibu juga ikut meneteskan air mata.
Huhuhu.. Aku hanya bisa menangis sesenggukan. Aku merasa beban masalahku seketika lenyap karena rasa cinta ibu padaku. Harusnya aku yang berterima kasih padanya, tapi malah beliau duluan yang berterima kasih. Ibu benar-benar tulus mencintai keluarganya. Rasa keakuan aku rasa sudah tidak ada pada dirinya. Beliau hanya berpikir tentang apa yang terbaik untuk keluarganya. Itu juga terlihat saat aku dan ibu membeli baju. Ibu hanya berpikir untuk membelikanku baju, padahal beliau sendiri sudah lama tidak membeli baju baru. Kalau aku tidak memintanya membeli baju untuk beliau sendiri, beliau tidak akan melakukannya.
Ibuku juga merupakan orang yang tegar. Kejadian dua tahun lalu di keluarga kami, tidak membuatnya jatuh. Ibu dan bapak malah semakin giat berdoa menyerahkan semua pada Allah, dan berusaha seakan tidak terjadi apa-apa di hadapanku walaupun aku tahu perasaan mereka sangat sedih. Ibu, aku tidak tahu apa jadinya aku tanpamu. Apakah jika nanti aku jadi ibu, aku akan sehebat ibu dalam mendidik anaknya? Allah, aku mohon berikan aku kesempatan untuk membahagiakan ibu dan bapak. Terima kasih telah menitipkanku pada ibu yang benar-benar mengajariku cara mencintai, termasuk mencintai-Mu dan Rasulullah.       

Tuesday, July 24, 2012

Surabaya City Tour: Visit Museums by Bemo Surabaya Heritage

Hari Kamis, 19 Juli 2012, aku dan teman-teman merencanakan lagi untuk berkeliling kota tercinta dengan bis Surabaya Heritage Track (SHT), setelah dulunya pernah gagal gara-gara Lilik ketiduran -,-". Kami sepakat kumpul di kampus pukul 07.30. Kali ini Vembi nggak ikut, dia masih di Ngawi, kota tercintanya. Tapi seperti yang aku duga, aku datang pertama, padahal jam tanganku sudah menunjukkan pukul 08.00, ckckck.. Aku menunggu di gazteng sendirian, untung ada Ili yang bersedia menemaniku. Beberapa saat kemudian, Ainun datang. Wow, dia udah ngeprint petunjuk jalan ke House of Sampoerna yang dia cari di Google Maps. Lilik akhirnya datang juga. Dia langsung menuju telepon umum koin yang ada di gazteng. Dia menelepon House of Sampoerna untuk memesan kursi bis Surabaya Heritage Track yang jadwalnya akan berangkat pada pukul 09.00. Kami beruntung masih bisa memesan, tapi tunggu, masalahnya adalah Yenni belum datang. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 08.30. Kami langsung menelepon Yenni. Oh tidak, ternyata Yenni lupa -___-. Kami pun segera menyuruh Yenni segera ke kampus. Tapi sayangnya rumah Yenni itu di Sidoarjo. Rencana kami pun gagal lagi, hahaha.. Tahu nggak, berulangkali aku merencanakan untuk berkeliling kota dengan menggunakan bis tersebut sejak SMA, tapi selalu gagal.. Akhirnya kami pun memutuskan untuk membuat rencana alternatif, berkunjung ke Tugu Pahlawan (Heroes Monument) sekalian ke Museum 10 November (Tenth of November Museum). Kami segera menuju tempat parkir motor. Tapi entah kenapa aku lebih memilih untuk naik bemo daripada naik motor. Aku pikir jalan kesana pasti macet dan banyak truk atau bis yang melewati jalan itu. Agak bonek juga, karena kami nggak tau bemo kesana. Tapi kan bisa tanya, hehe.. Lagipula cuaca hari itu lagi mendung. Jadi nggak kepanasan kan :)
Kami mencoba tanya pak sopir bemo O yang lewat di depan kampus kami, kampus A Unair. Ternyata lewat Tugu Pahlawan ^^ karena kami naik bemo, kami menamakan perjalanan kali ini dengan menggunakan Bemo Surabaya Heritage (menghibur diri sendiri karena gagal menggunakan SHT, haha..). Tapi setelah sampai, agak susah menyeberang jalan, macet banget.. Setelah itu, agenda selanjutnyaa, foto-foto sebelum masuk museum ^^
 
Walaupun nggak ada tripod, tas kami pun bisa berfungsi sebagai tripod. Sayang kan, kalau semua nggak ikutan foto. Tapi awalnya yang punya kamera, Yenni, lupa gimana caranya ngatur self-timer --"
Tapi alhamdulillah bisa :)
Kalau ini iseng-iseng foto lompat, mumpung ada lapangan rumput ^^ (Dari kiri: aku, Lilik, Ainun)

Wah, posenya Yenni mirip sama mid air pose Gary di salah satu episode Running Man. Rambutnya juga wow :D (Dari kiri: aku, Yenni, Lilik)
Lama-lama aku dan Lilik capek lompat terus --"

 
Jalan masuk ke museum.
Alhamdulillah, ternyata gratis kalau nunjukin KTM, padahal udah siap-siap uang buat karcis masuk. Lumayan :)

Di dalam Museum 10 November lantai dasar. Kalau di lantai atas ada dioramanya, tapi nggak boleh difoto.
Ini foto di bawah Tugu Pahlawan. Walaupun mendung, tapi tetep aja mata kami cenderung menutup karena silau, hehe.. 
Setelah puas berkunjung ke Museum 10 November dan Monumen Tugu Pahlawan, kami sholat Dhuhur dulu di mushola karena waktu sudah menunjukkan pukul 13.00. Lalu, destinasi berikutnya adalah Bebek Goreng Cak Yudi di dekat SMP Negeri 2 Surabaya. Jalan kaki juga menguras tenaga, bro. Perut kami sudah meronta-ronta minta diisi. Wisata kuliner ini karena dekat dari Tugu Pahlawan, kami tempuh dengan jalan kaki. Sebelumnya aku dan Lilik membicarakan bebek goreng yang enak dekat Tugu Pahlawan, tapi ternyata yang aku maksud dan yang dia maksud berbeda. Tapi nggak masalah, karena kami udah laper banget.
Setelah selesai makan, kami membicarakan destinasi selanjutnya. Yenni punya usul ke Tunjungan Plaza (TP) aja nonton bioskop. Tapi motor kami ada di kampus, dan bakalan di kunci pintu parkirnya pukul 17.00. Kami nggak bisa pulang dong. Lalu, kami berpikir untuk ke kampus dulu, lalu naik motor ke TP. Tapi setelah dipikir lagi, mumpung udah dekat, kenapa nggak ke Museum Kesehatan aja. Nggak setiap waktu kami sempat kesana. Museum Kesehatan berada di Jl. Indrapura. Posisi kami juga di Jl. Indrapura. Tapi kalau jalan kaki sepertinya masih jauh. Kami pun memutuskan naik bemo yang lewat di depan kami. Sebelumnya pasti tanya ke pak sopirnya lewat Museum Kesehatan nggak.. 

Di depan Museum Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH. Tiket masuknya Rp 1.500,00 per orang. Wow, parkir motor aja ada yang sampai Rp 2.000,00
Di dalam Museum Kesehatan, kami nggak foto-foto karena terlalu sepi. Di ruangan itu hanya ada kami berempat, ckckck.. Kami juga asyik melihat-lihat benda-benda yang dipamerkan. Tapi, karena saking sepinya, sampai ada kejadian lucu. Di salah satu pintu yang ada di ruangan itu, tertempel tulisan "Dunia Lain". Kami sebenarnya penasaran, tapi karena nggak ada orang lagi selain kami, kami memutuskan untuk melihat-lihat yang lain terlebih dahulu, setelah itu balik ke pintu itu, kalau ada apa-apa kami bisa langsung menuju ke pintu keluar. Setelah sampai di pintu keluar, kami memutuskan untuk balik ke pintu tadi. Kami pikir mungkin itu ruangan tempat benda-benda kesehatan budaya, seperti santet atau pengobatan alternatif lainnya yang pernah kami lihat di televisi. Kami pun berbaris seperti detektif (lebih tepatnya ada rasa takut menyelimuti, hehe..). Ternyata terkunci. Kami pun menuju ke pintu keluar. Jalan menuju pintu keluar ada yang menyempit. Hanya bisa dilewati oleh satu orang. Aku berjalan paling depan, lalu Yenni dan paling belakang Ainun dan Lilik. Ainun dan Lilik berebut karena nggak ada yang mau paling belakang. Mungkin karena suasana seram di museum, hehe.. Akibatnya terjadilah suatu peristiwa antar Ainun dan Yenni. Tapi, maaf karena berdasarkan permintaan korban dan pelaku, peristiwa tersebut tidak bisa aku ceritakan disini, walaupun aku sangat ingin membagikannya ^_^ V
Kami pun keluar sambil tertawa terbahak-bahak. Ada petugas yang menunggu kami dan bertanya ada apa mbak. Spontan kami hanya tersenyum. Kemudian, beliau menunjukkan ruangan lain yang bisa kami kunjungi. Ternyata hal-hal tentang santet atau pengobatan alternatif ada di ruangan yang bertuliskan Kesehatan Budaya. Kami masih penasaran dengan tulisan "Dunia Lain" yang kami temukan tadi. Kami pun bertanya pada beliau mengapa pintu itu terkunci. Lalu beliau menjawab, "Oh, itu toilet mbak. Waktu kapan itu pernah dibuat syuting Bukan Dunia Lain yang di Trans 7 itu lo mbak..". Kami pun hanya berekspresi -_____-. Kami bertanya lagi mengapa masih ditempel. Beliau menjawab, "Yaa, biar tau aja mbak kalo Dunia Lain pernah syuting disitu." Hahaha.. Semoga di ruangan tadi nggak ada CCTV yang merekam kelakuan kami..

Setelah keluar dari ruangan Kesehatan Budaya, ada wayang yang ditampilkan. Iseng-iseng aku dan Ainun meniru wayang tersebut. Aku meniru Bima. Udah mirip belum? Hoho.. Kalo Ainun apa yaa?
Wah, ada Punakawan lewat. Kami meniru masing-masing tokoh yaitu Semar, Gareng, Petruk dan Bagong. Oke, aku sadar diri jadi Semar. Hahaha.. Ainun jadi Gareng, Yenni jadi Petruk, Lilik jadi Bagong. 
Akhirnya tiba waktu kami untuk pulang. Tapi ada satu masalah. Masalah kami adalah, kami nggak tahu bemo apa yang bisa membawa kami kembali ke kampus. Kami bertanya pada orang yang kami temui di jalan. Ada dua pilihan. Pertama, jalan kaki ke Tugu Pahlawan lalu naik bemo dari sana. Kedua, kami naik bemo ke JMP dulu baru naik bemo lagi yang menuju ke kampus A. Otomatis kami memilih opsi kedua karena kaki kami udah keriting jalan kaki terus. Hehe.. Kami naik bemo apa aja yang lewat di depan Museum Kesehatan yang menuju JMP. Tapi karena macet, kami diturunkan di tengah jalan, sopirnya putar balik --" Untung udah dekat JMP. Wah, ternyata ada bemo O. Kami tanya pak sopir apa bemo ini lewat depan kampus A, ternyata iya. Alhamdulillah.. Akhirnya kami sampai dengan selamat kembali ke kampus bermodal nekat kami yang nggak tau apa-apa tentang bemo jurusan Surabaya Pusat dan Utara. Karena rumahku di Rungkut, daerah Surabaya Timur agak selatan, aku cuma tau bemo yang lewat di daerahku aja.
Coba kita hitung berapa biaya yang kami keluarkan seharian itu.
Bemo O Kampus A-Tugu Pahlawan: Rp 3.000,00
Tiket masuk Museum 10 November: Gratis ^^
Bebek Goreng Cak Yudi + es teh: Rp 15.500,00
Bemo (lupa namanya) depan Kantor Pos Besar-Museum Kesehatan: Rp 2.000,00
Tiket masuk Museum Kesehatan: Rp 1.500,00
Bemo (lupa namanya juga) Museum Kesehatan-JMP: Rp 2.500,00
Bemo O JMP-Kampus A: Rp 3.000,00
Total yang kami habiskan seharian itu adalah Rp 27.500,00
Alhamdulillah, cukup murah juga.. Walaupun cuma di Surabaya aja, walaupun rencana utama gagal lagi, tapi pengalaman bersama teman-temanku tetep aja asik :)   

Wednesday, July 11, 2012

Menemukan Diri dalam Kesendirian

'Menemukan Diri dalam Kesendirian'... 
Aku ambil dari buku Avatar Cinta, penulisnya Habibullah Farakhzad. Kalimat itu merupakan salah satu judul sub bab pada bab Rabbana wasi'ta kulla syai'in rahmatan wa 'ilman, yang artinya Ya Tuhan kami, ilmu dan rahmat-Mu meliputi segala sesuatu (QS. Al-Mukmin: 7). Aku tulis disini, karena menurutku ini menarik.

Dalam kesendirian manusia menemukan dirinya, dalam kesendirian manusia menemukan surga. Dalam kesendirian manusia belajar berada di dalam surga. Dalam kesendirian manusia dapat menjauhkan khayalan-khayalan batil dari dirinya.
Sebuah riwayat mengajarkan, "Untuk mengusir bayang-bayang pikiran ucapkanlah la ilaha illallah (tiada Tuhan selain Allah) dan la hawla wala quwwata illa billah (tidak ada daya dan kekuatan kecuali bersandar kepada Allah). Hadist ini tidak menentukan seberapa banyak jumlah mengucapkannya. Bisa saja seseorang mengucapkan kalimat ini satu kali lalu dia sudah merasa ringan.
Selama seseorang belum menemukan kesendirian dan kehadiran hati, dia tidak akan bisa sampai ke mana-mana. Sebelum manusia sendirian berada di dalam kubur, maka terlebih dahulu ia harus menyendiri dan merasakan apakah kesendirian itu. Sebelum pada hari kiamat setiap orang dihadirkan di padang luas tanpa seorang teman, maka dia harus terlebih dahulu merasakan kesendirian di dunia ini.
Allah Swt berfirman, Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri (QS. Maryam: 95).
Suatu masa kelak, setiap orang akan dipisahkan dari seluruh yang dicintainya, sebagaimana pertama kali ia diciptakan. Maka ingatlah, bahwa sebelum kehidupan yang kita alami ini, kita sama sekali bukan sesuatu. Allah Swt berfirman, Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? (QS. Al-Insan:1).
Dalam ayat lain Allah Swt berfirman, Dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali (QS. Maryam: 9).
Dalam kesendirian manusia kembali ke tempat pertamanya, yang pada akhirnya dia juga akan kembali ke tempatnya masing-masing. Setiap diri akan menyaksikan pada akhirnya bahwa segala yang ada adalah Dia dan manusia bukan apa-apa. Ketiadaan, kefakiran dan kelemahan kita harus bisa ditemukan dalam kesendirian. Jika seseorang telah menemukan itu semua, maka barulah ia dapat dikatakan menemukan Allah Swt. Karena dia akan menyaksikan bahwa dirinya tidak ada dan hanya Dia-lah yang ada. Dan "kalimat" la ilaha illallah akan tampak. Usahakanlah, agar setiap hari kita dapat meluangkan waktu beberapa saat untuk menyendiri. Menyendiri merupakan salah satu kebiasaan Rasulullah saw. Para 'alim rabbani pun suka menyendiri, terutama pada waktu sahur dan di antara dua terbit fajar.
Menyendiri (berkhalwat) ialah duduk bersama Allah Swt. Menyendiri berarti keluar dari keruwetan dan keanekaragaman kemauan, serta memadamkan gejolak keinginan diri. Ingatlah! Setiap manusia saleh mempunyai alam kesendirian.

Aku jadi ingat, di buku yang ditulis dr. Mehmet C. Oz, entah yang Staying Young atau Being Beautiful, salah satu caranya adalah dengan meluangkan waktu sendiri, bersyukur atas semua yang terjadi bisa menghambat terjadinya stress sehingga bermanfaat baik bagi tubuh kita.. Wah wah subhanallah :)

Sunday, July 01, 2012

Virus, Ujian, dan Ramadhan :D

Beberapa bulan yang lalu, sampe sekarang juga sih, parotitis/mumps atau kita biasa sebut gondong mewabah di angkatanku. Hehehe.. Pernah mencapai angka belasan anak yang kena, ckckck..Untungnya wabah itu nggak sampai ke kelasku. Jadi kasihan tapi juga senyum-senyum sendiri, karena di semester ini aku juga belajar tentang virus, salah satunya virus penyebab mumps. Mumps disebabkan oleh Paramyxovirus. Virus itu termasuk virus RNA dan punya envelope. Transmisinya lewat droplet infeksi, makanya menyebar dengan sangat cepat.. Serasa langsung ada aplikasinya di kehidupan sehari-hari, hehe.. Aku sendiri juga udah pernah kena waktu SD dulu. Tapi kata ibuku gejala klinisnya beda sama teman-temanku yang kena sebelumnya. Kebanyakan panasnya nggak seberapa, terus bengkak di kelenjar ludah (parotitis). Nah, kalau aku jadi ada periode panas banget tiba-tiba suhu tubuh turun drastis, terus berkeringat.. Bingung, nggak tau sakit apa. Udah minum obat, antibiotik kok nggak sembuh. Eh, setelah seminggu demam dengan periode seperti itu ternyata parotitis. Hehe..
Hmm.. Jadi ingat juga setahun yang lalu, bulan Mei kalau nggak salah. Udah waktunya dekat ujian, aku kena varicella (cacar air) -____- Tau nggak, yang paling aku khawatirkan apa waktu aku tau kalau kena varicella? Jelas, bekas cacar airnya, hehe.. Masa umur segini baru kena. Tapi alhamdulillah nggak ada bekasnya. Hoho.. Kalau varicella juga disebabkan oleh virus Varicella-Zooster Virus. Termasuk famili Herpesviridae, subfamili Alphaherpesviridae. Kalau ini virus DNA, punya envelope juga. Tapi yang masih membuatku bertanya-tanya adalah aku ketularan siapa? Balita yang kena varicella waktu aku jadi asisten medis di PHI atau nenekku yang waktu itu juga kena herpes zoster? Hmm.. Karena Herpes Zoster juga bisa terjadi reaktivasi akibat infeksi laten varicella.
Alhamdulillah UAS udah selesai, tinggal jadwal ujian perbaikan. Eh, tapi ada ujian ulang praktikum parasit karena ada masalah -___- Padahal senin malam aku udah ada janji >,< Alhamdulillah Ya Allah, kenapa Engkau masih baik pada hambaMu ini? Baru sempat belajar UAS semalam sebelumnya. Ibu cuma geleng-geleng kepala, belajar kok semalam? Walaupun udah nyicil, tapi yg belum dicicil banyaak.. Nggak boleh diulang lagi Fariztah. Maafkan aku, terima kasih Engkau telah mendengarkan doaku, apalagi doa ibuku T.T Benar-benar merasa bersalah, begitu banyak dosa yang telah aku lakukan tetapi nikmatMu, rahmatMu terus mendatangiku. Terima kasih atas kesempatan yang Kau beri agar aku bisa memperbaiki diriku sebelum memasuki bulanMu yang suci.
Oya, siap-siap buat baksos angkatan, acara forisma, acara swayanaka.. Bismillah, semoga bisa terlaksana dengan baik. Semoga acara baksos nanti bisa berjalan lancar dan memberi banyak manfaat bagi warga desa disana. Semoga di bulan Ramadhan tahun ini aku bisa mencapai target lebih baik daripada tahun lalu. Dan semoga setelah sebulan itu aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik :)