Awalnya
aku tidak menyangka kalau di kota besar seperti Surabaya ini, masih ada
sekolah yang jauh dari kata layak. Tapi aku melihat sendiri hari Sabtu
kemarin, 28 Juli 2012. Ada Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang setara SD di
daerah Gunung Sari, namanya MI Bahagia. Seharusnya SD kan ada 6 kelas
setidaknya, untuk kelas 1 sampai kelas 6. Di sini hanya ada satu ruangan
yang diberi sekat sehingga bisa menjadi tiga ruangan. Tapi aku lihat
dari tiga ruangan itu hanya dua ruangan yang berfungsi menjadi kelas,
sedangkan ruang satunya untuk menyimpan buku-buku dan barang-barang
lainnya. Ada satu ruang lagi di depan yang berfungsi sebagai kantor.
Tidak ada lapangan di sekolah ini. Di depan sekolah ini langsung
berhadapan dengan jalan raya. Aku jadi bertanya-tanya, ada pelajaran
olahraga nggak ya di sekolah ini. Murid yang bersekolah di sini total
ada 28 anak. Mereka berasal dari kalangan kurang mampu. Tentang gurunya,
hanya ada tiga guru. Dan hebatnya, subhanallah, mereka tidak dibayar,
mereka memang sukarela mengajar di sekolah ini. Salah satu guru tersebut
adalah pemilik yayasan ini.
Alhamdulillah
sekolah ini sudah mendapat bantuan dari Konjen AS. Bangunannya sudah
lebih layak daripada awalnya. Baru dicat juga. Hari itu juga sekolah ini
mendapat bantuan dua kipas angin. Sewaktu saya dan teman-teman
swayanaka datang, ada orang dari Konjen AS yang sedang mengajar Bahasa
Inggris. Sedangkan kami dari swayanaka memberi bantuan alat tulis untuk
anak-anak yang imut itu. Bu Iis bertanya kepada kami yang datang waktu
itu siapa yang bisa meng-handle untuk buber di MI Bahagia ini, karena
swayanaka juga ada buber di daerah Dupak. Kemungkinan Bu Iis menghadiri
buber yang di Dupak, tapi tetap kesini untuk mengantar makanan. Aku pun
berkata insya Allah bisa, tentu saja dengan Ainun, hehehe.. Dan,
ternyata cuma kami berdua yang bisa T.T Wah wah, walaupun beliau cuma
bilang kami hanya ngasih makanan aja, tapi kami mau melakukan sesuatu
yang lebih bagi anak-anak itu.
Hari
Minggu, 29 Juli 2012, aku dan Ainun janjian bertemu di Taman Bungkul
lagi setelah itu berangkat bareng ke MI Bahagia. Alhamdulillah kami
masih ingat jalan menuju kesana. Kami masih agak kikuk kalau harus
berbicara di depan anak-anak. Dengan sedikit bonek, kami mulai percaya
diri menghibur anak-anak itu. Tentu awalnya dengan bantuan Ibu Guru ^^.
Untung Ainun sudah menyiapkan hadiah kecil-kecilan. Ibu Guru mencairkan
suasana dengan bertanya pada anak-anak, hayoo siapa yang hafal surat
Al-Fatihah? Yang bisa maju. Walaupun awalnya malu-malu, ada juga yang
maju. Anaknya imuuut ^^ Jadi ingat jaman SD dulu.
Setelah
itu, kami mulai bermain. Yang kalah dapat hukuman menyanyi plus menari.
Tapi karena agak geje belum sampai satu putaran kami langsung
mengalihkan ke kuis. Hehehe.. Maklum, kami masih pemula. Kuisnya berupa
pertanyaan berkisar tentang malaikat, hafalan doa-doa, surat-surat
pendek. Siapa yang tahu, angkat tangan dan berani maju, bakal dapat
hadiah yang sudah disiapkan Ainun. Ada anak laki-laki yang duduk di
belakang yang pertama kali menjawab pertanyaan. Wah, hebat.. Pertanyaan
selanjutnya nggak ada yang bisa, atau lebih tepatnya masih malu-malu ya.
Tapi anak laki-laki yang tadi mengacungkan tangan lagi. Kami bilang,
sebentar ya, beri kesempatan yang lain. Dia mengangguk tanda mengerti.
Tahu nggak apa yang dia lakukan? Dia memberi tahu jawaban pada teman di
dekatnya. Ya ampun, baik banget anak ini. Terus ada anak perempuan,
cantik banget, imut, tapi dia pemalu. Waktu disuruh maju, dia nunduk
terus, sampai sama Ibu Guru diberitahu, tegak ya badannya, jangan
nunduk. Jadi mengingat masa lalu, aku dulu gimana ya, termasuk yang pemalu atau yang sukanya maju terus. Hehe..
Ibu
Guru juga memberi kami saran, bagaimana kalau kami bercerita tentang
masa sekolah kami, apa yang kami lakukan agar bisa kuliah di kedokteran.
Kata beliau, cerita ini untuk memotivasi mereka agar tidak takut
bercita-cita tinggi dan tidak malas belajar. Wah, ini merupakan hal yang
susah. Entah anak-anak itu mengerti cerita kami atau tidak, semoga
mereka bisa menangkap pesan yang kami maksud. Kemudian, karena kami
mahasiswa kedokteran, memberi contoh bagaimana cara hidup sehat.
Sebenarnya kami mau mengajari cara mencuci tangan yang benar, tapi kami
lupa lagunya.. Kalau anak-anak cepat diajari dengan lagu kan. Tidak
terasa waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore, waktunya melaksanakan
tugas, membagi makanan untuk buber. Walaupun rasanya masih mau bermain
dengan anak-anak itu, tapi mau bagaimana lagi. Sebelum mengakhiri
pertemuan kami, anak-anak itu bernyanyi. Sewaktu itulah aku baru dapat
ide, mengapa nggak mengajak mereka bermain sambil menyeimbangkan fungsi
otak kanan dan kiri? Istilahnya senam otak atau brain gym. Mereka
kan juga butuh koordinasi alat gerak mereka dan aku yakin mereka pasti
bosan kalau hanya diam dan duduk di bangku. Aduh Fariztah, telat banget
dapat idenya. Bisa nggak ya lain kali aku dan Ainun kesana lagi?
Bertemu
mereka mengingatkanku akan tugas kita sebagai manusia untuk saling
menolong dan lebih bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan.
Sempat terpikir apa lagi yang bisa aku lakukan untuk orang lain, selain
hanya menyisihkan sebagian uang. Tapi kalau aku lihat di sekitarku semua
sudah berkecukupan. Kalau mau menolong, aku harus kemana, apa yang bisa
aku lakukan. Ternyata sebenarnya masih banyak yang butuh bantuan kita.
Walaupun agak telat aku ikut swayanaka ini, aku merasa bersyukur
mendapat kesempatan ini. Mengajar dan menghibur anak kecil yang kurang
beruntung itu benar-benar membuatku merasa berarti bagi sesama. Semoga
kehadiran kami memang benar-benar membawa kebahagiaan di MI Bahagia
ini..
No comments:
Post a Comment